Sunday, March 30, 2008

KRL tepat waktu, Kadang Merugikan Buat Saya :-)

Pagi ini (31/03/08), antrian di depan loket KRL Semi Express (Semex) keberangkatan pkl.07.10 WIB cukup panjang. Dan gw kebagian agak belakang. Waktu sudah menunjukan pkl.07.08 waktu HP gw pastinja yang sudah gw sesuaikan dengan jam stasiun. Fyi, gw punya dua waktu acuan, yakni waktu jam kantor dan stasiun krn kedua waktu itulah yg memberi gw nafas kehidupan (sebenarnya sich biasa aja, tp biar mendramatisir gitu hehe...). Ok, back to the case. Saat petugas stasiun mengumkan bahwa KRL Semex dah mau jalan, dengan bahasanya yg khas,"Perhatian....perhatian....kepada para penumpang KRL Semi Express harap segera naik. KRL Semi Express akan diberangkatkan tepat pukul 07.10", yang akan diulangi hingg 3 kali. Waks....gw masih belum dapat tiket dan masih ada 3 orang lagi yg antri di depan gw. Karena gw dah deket loket, pasti keburu deh dengan kecepatan lari gw yg ngga ada tandingannya. Tapi, gimana nasib orang-orang di belakang gw yang masih antri dan teriak-teriak,"Woi...tunggu dulu dong.Kita masih antri nih.Udah capek-capek antri masak ditinggal gitu aja." Haha....keadaan semakin memanas. Pada gilirannya gw dah sampai depan loket dan dapat tiketnya, langsung ambil langkah seribu menuju KRL Semex. Dan benar, setelah gw masuk ke dalam kereta, pintu KRL Semex menutup. Diawali dengan suara klakson kereta, KRL Semex berangkat menuju peraduannya (What the hell, loe kira KRL mau tidur. Maksudnya menuju tujuan sich hehe...).
Frankly, beberapa bulan ini gw cukup sering untuk lari-larian model gini buat ngejar-ngejar kereta. Mulai dari depan loket atau parkiran motor. Sesuatu hal yang 1 atau 2 tahun lalu jarang gw lakukan. PT KA sudah mulai berubah. Meskipun masih ada beberapa jam keberangkatan yang telat dan kekurangan disana-sini, tapi saya hrus akui bahwa PT KA berusaha merubah image dan menjadi lebih baik lagi. Melihat kejadian pagi ini, gw yakin beberapa calon penumpang KRL Semex yg masih antri berharap bahwa jam keberangkatannya telat sehingga mereka pun dapat keangkut. Namun, di sisi lain, beberapa penumpang yg sudah ada di dalam KRL Semex berharap bahwa keretanya segera jalan karena mereka tidak ingin telat gara-gara pemalas seperti saya ini. Dilematis memang (buat saya pastinja) kebiasaan "baru" KRL-KRL yg ada sekarang ini. Menguntungkan buat beberapa pihak, dan merugikan buat pihak lain. Mmm....sebenarnya sich sederhana aja supaya keberangkatan KRL yang sudah mulai tepat waktu menguntungkan bagi semua pihak, yakni pemalas-pemalas seperti saya ini datang beberapa menit sebelum keberangkatan. Bukan datang ke stasiun, tapi sudah di dalam peron. APalagi kalau datang setengah jam sebelum KRL datang, sambil menunggu kereta bisa menikmati bubur ayam atau Ketupat Sayur di stasiun Bekasi yang kelezatannya konon sudah terkenal di kalangan pengguna KRL.

Sunday, March 23, 2008

Berapa Nomor NPWP kamu?

Finally, saya punya juga NPWP Pribadi (NPWP-P). Boleh dong saya mengakui diri saya sebagai a good citizen. Meskipun saya ga tahu fungsinya apa selain untuk mengambil sebagian dari penghasilan saya, agaknya NPWP-P cukup membantu dalam masalah pengajuan aplikasi kredit. Dari berbagai brosur KPR yang pernah saya baca, bila ingin mengajukan kredit di atas Rp100 juta, harus punya NPWP-P. Syarat yang sebelumnya terdengar berat, bisa saya lalui juga uhuy.... Tapi,saya agak males punya NPWP-P karena saya harus teliti dan rajin membayar pajak setiap tahunnya. Ibaratnya, sekarang sudah kena wajib lapor. Beda dengan SPT PPh Pasal 21 yang saban tahun dibayarin kantor hehe...
But anyway, saya tetap bangga punya NPWP-P. Seperti pertama kali punya SIM C waktu SMU dulu. Berkat itu, saya bisa jalan2 jauh pakai motor oleh orang tua saya. Dan....dengan NPWP-P, saya bisa ambil kredit diatas Rp100 juta haha....

I'm just Ordinary Man...

Berita itu begitu mengejutkan. Bahkan, membuatku tak dapat tertidur. Ia telah pergi meninggalkan aku. Mungkin sejak lama dia melakukan itu tanpa aku ketahui. Ia telah lama mengisi hari-hariku. Paling lama mungkin. 5 tahun cukup untuk saling mengenal dan mengisi. Ia tetaplah kekasih tercintaku. Wanita datang silih berganti hanya sebagai penggembira (baca:selingkuhan). Ya, sekali penggembira, tetap saja penggembira. Ia takkan terganti, Irreplaceable, Untouchable! She inspired me. Very-very inspiring.
Kini, api itu telah padam, bahkan bunga tak lagi mekar meski disinari oleh sinar matahari secara terus-menerus. Proses fotosintesa tak lagi berlaku. She is my sunshine, my only sunshine, and still my sunshine. Saat saya kehilangan cahanya, saya kan mati lalu takluk bercampur dengan tanah. Tak ada lagi gairah. Tak ada lagi senyum tawanya yang renyah. Mungkin ia tetap tegar karena segera mendapat penggantinya. Aku tetap bertahan, bahkan berusaha membangun fondasi yang lebih kuat, sangat kuat, untuk meminta lagi cintaku padanya.
I'm just Ordinary Man. Aku bisa sedih, marah, dan gelisah. I lost my sunshine, setidaknya untuk saat ini.